Seperti yang kita tahu, sekolah dan kantor banyak yang menerapkan kondisi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau Work From Home (WFH). Kondisi yang sekarang belum memungkinkan orang – orang untuk berkumpul dalam jarak dekat dan melakukan hal – hal secara normal, hence itโs called the New Normal. Pembelajaran di sekolah dan kampus dilakukan dalam sistem daring dan sekarang juga sudah mulai hybrid learning (metode pembelajaran yang mengkombinasikan sistem pembelajaran tatap muka dan sistem pembelajaran daring). Awalnya ini menjadi polemik tersendiri, penuh dengan keraguan apakah langkah ini dapat dilakukan – belajar dari rumah, mengajar dari rumah, bekerja dari rumah. Bagaimana dengan yang bekerja di lapangan? Apakah semua mendapatkan akses internet? Apakah semua orang mempunyai perangkat yang memadai? Banyak hal yang menjadi pertimbangan, tetapi untuk keselamatan bersama, semua hal harus dicoba, dipahami dan dimaklumi.
Tidak terasa 2 tahun sudah berjalan dengan melakukan semuanya di rumah, secara daring. Hal ini kemudian menyorot kegiatan belajar mengajar. Dengan ini, siswa menjadi kehilangan kesempatan dalam merasakan sensasi belajar di sekolah sepenuhnya, kehilangan interaksi langsung dengan teman – teman dan guru, dan juga dengan lingkungan sekolah. Semua interaksi dilakukan secara daring dan jarak jauh. Lingkungan yang dihadapi juga lingkungan di rumah, bukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran dilakukan lewat daring menggunakan aplikasi Zoom dan Google Meet, didukung dengan Google Classroom, Group Whatsapp dan beberapa aplikasi penunjang lainnya. Tentu ini sebuah perubahan dari sistem konvensional pembelajaran dan pastinya memiliki berefek pada setiap siswa. Pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk bantuan uang dan juga peralatan pembelajaran jarak jauh, namun pada kenyataannya mungkin ada yang merasa dimudahkan, namun tidak sedikit juga yang merasa sulit dengan keadaan ini. Apa saja efek yang dirasakan siswa dan juga guru – guru yang mengajar, dan juga apakah hal ini menjadi momen kesempatan atau kehilangan? Bagaimana cara memaksimalkan kondisi ini?
Efek yang dirasakan para siswa dan juga guru
Sistem pembelajaran jarak jauh ini tidak hanya memberikan efek kepada siswa – siswi, tapi juga kepada sekolah dan juga guru – guru yang mengajar. Untuk para siswa – siswi, efek yang dirasakan tidak hanya kehilangan masa – masa di sekolah, namun juga kehilangan interaksi dengan teman, guru, dan lingkungan sekolah. Beban mental yang dihadapi juga lama kelamaan terasa, karena rumah yang seharusnya menjadi tempat mereka istirahat, menjadi tempat sekolah dan belajar juga. Kondisi kesehatan mereka juga bisa terpengaruh, dari yang biasa melihat papan tulis dan buku, menjadi melihat gawai terus menerus sebagai sarana pembelajaran mereka. Belum lagi bagi sekolah – sekolah yang berada di daerah pelosok, keadaan ini bisa menjadi lebih sulit karena keterbatasan jaringan internet dan gawai yang memadai. Di pihak guru, mereka harus bekerja ekstra keras untuk mendidik dan membangun komunikasi dengan anak – anak di balik layar laptop dan berusaha menerangkan materi yang dibawakan sejelas mungkin. Pihak sekolah juga harus menjaga wilayah sekolah yang tidak dipakai untuk kegiatan belajar mengajar seperti pada umumnya. Masih banyak lagi efek yang menjadi tantangan di bidang sekolah ini.
Momen kesempatan atau kehilangan?
Di dalam kondisi seperti ini, tentu saja banyak hal – hal yang seharusnya dilakukan, namun tidak bisa dan tidak dianjurkan demi keselamatan bersama. Generasi anak – anak sekolah yang mendapatkan pembelajarannya secara daring tidak dipungkiri bisa menjadi berbeda dengan anak – anak dengan pembelajaran konvensional (tatap muka di kelas), dengan segala keterbatasan yang dihadapi. Namun, yang jelas momen seperti ini tidak bisa dilihat sebagai momen kehilangan, melainkan dilihat sebagai momen kesempatan. Meskipun keadaan yang sekarang memiliki efek yang tidak sedikit, namun momen ini bisa dijadikan kesempatan untuk menggunakan, memaksimalkan dan beradaptasi dengan kondisi yang ada, serta kesempatan untuk menyiapkan diri menuju dunia yang lebih digital. Tidak untuk sekarang, karena ini akan memakan waktu dan proses yang panjang ke depan dan membutuhkan peran dari berbagai arah, selama keadaan masih harus memaksa kita untuk hidup dengan keadaan normal yang baru.
Sampai keadaan menjadi lebih baik lagi, mari kita menggunakan keadaan yang ada sebaik dan sesehat mungkin yang kita bisa ๐